Rabu, 12 November 2014

MENENAL PRIBADI ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ



ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ



         Abu Bakar ash-shiddiq adalah sahabat utama Rasulullah saw.Abu Bakar merupakan laki-laki dewasa pertama yang masuk islam.Dengan begitu dia termasuk Assabiqunal Awwalun,yaitu orang yang dahulu masuk islam.Di samping itu,Abu Bakar memiliki kecintaan yang begitu besar kepada Rasulullah saw.Dia juga merupakan salah seorang sahabat yang paling banyak mendermakan hartanya demi kepentingan dakwah islam.
             Sejak kecil,Abu Bakar telah di kenal oleh masyarakat Mekah,sebagai seorang anak yang sabar,jujur dan lemah lembut.sifat-sifat mulia yang di milikinya itu,menjadikan dia disenangi banyak orang.Ketika usianya beranjak remaja,Abu Bakar bersahabat dengan Rasulullah saw.
             Melalui persahabatan itu,Rasulullah saw.kenal betul sifat-sifat muliayang di miliki Abu Bakar.Sifat-sifat mulia Abu Bakar ini menjadikan pertemanan antara Rasulullah saw dengan Abu Bakar semakin dekat.Dan menemukan sebuah kecocokan di antara mereka berdua.
              Setelah usia Abu Bakar beranjak dewasa,suatu masalah untuk memulai bekerja mencari biaya penghidupan.Abu Bakar memulai pekerjaan nya dengan berdagang.Pekerjaan dagang yang di lakoninya itu berjalan lancer dan menuai sukses.Sebagai seorang pedagang,dia tetap istiqomah pada sifat-sifat mulianya semula.Oleh sebab itu,ia di kenal sebagai seorang pedagang yang amat jujur,berhati suci dan sangat dermawan.
                Hingga tiba suatu saat,di mana MUHAMMAD saw.di nobatkan oleh ALLAH swt sebagai Rasulullah saw.untuk menyebarkan agama islam.Abu Bakar merupakan laki-laki dewasa pertama yang di ajaknya untuk menyembah ALLAH swt.Di antara mereka sudah terjalin hubugan yang begitu dalam  dan telah saling mengenal sifatnya masing-masing.
                 Oleh karena itulah,tidak mengherankan jika Abu Bakar menjadi orang pertama yang menerima dakwah Rasullah saw.Orang pertama yang menjadi tempat bagi Rasululluah saw.untuk membukakan isi hati dan wahyu yang diterimanya.
                    Abu Bakar telah mengenal betul keagungan sifat-sifat mulia rasulullahsaw.Oleh karena itulah,tidak sulit bagi Abu Bakar untuk mempercayai dan meyakini  kebenaran ajaran-ajaran Rasulullah saw.itu.Sehingga ia pun masuk islam.
                      Melihat begitu cepat nya Abu Bakar masuk islam,Rasulullah saw.memberikan gelar kepaanya “Abu Bakar”.Adapun nama lengkapnya yang sebenarnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamimi.
                Setelah masuk islam,sudah tentu Abu Bakar menumpahkan seluruh kemampuanya untuk berjuang mengembangkan agama islam.Di dalam perjuangannya itu,di kalangan  para bangsawan arab,ia termasuk orang yang di segani.Keadaan ini merupakan kesempatan bagus bagi Abu Bakar untuk melakukan dakwah.Pada waktu itu,dakwah masih di lakukan secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi.
                Di saat-saat awal keislamanya,yang di lakukan Abu Bakar adalah mengajak beberapa teman dekat nya untuk menyembah ALLAH swt.Di antara teman-teman dekatnya yang menerima dakwah tersebut adalah Usman bin Affan,Zubair bin Uwwam,Abdurrahman bin Auf,Saad bin Abi Waqash dan Talhal bin Ubaidillah bin Jarrah.Mereka ini,setelah mendapatkan ajaran dari Abu Bakar langsung mencari Rasulullah saw.dan masuk islam di hadapan Rasulullah saw.
                Selain mendapatkan gelar “Abu Bakar” dari Rasulullah saw.dia juga memberikan gelar kepadanya “As-Shiddiq”. Yang berarti “amat membenarkan”. Gelar ini di berikan kepadanya,dikarenakan Abu Bakar selalu segera membenarkan berbagai macam peristiwa yang dialami Rasulullah saw.Terutama ketika mendapatkan informasi tentang Isra’ Mi’rajnya Rasulullah saw.
                   Ketika Rasulullah saw.kembali ke mekah-usai di-isra’ Mi’raj-kan ALLAH swt dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian dinaikan ke Sidratul Muntaha-Rasulullah saw.menceritakan peristiwa hari luar biasa yang telah dialaminya itu kepada kamunya.Terhadap penyampaian cerita itu,banyak di antaradari kaumnya itu yang ragu dan tidak percaya.Lalu,di antara kaum itu ada yang pergi menemui Abu Bakar.Dia menceritakan kepada Abu Bakar,apa-apa yang telah dikatakan Rasulullah saw.
Mendengar perkataan orang itu,Abu Bakar menjawab,
“Apakah benar apa yang  kamu katakana itu?”.
“Sungguh! Sekarang dia di Mesjid sedang menceritakanya kepada orang banyak”,jawab orang itu
Abu Bakar menjawab,”Kalau memang itu yang dikatakan Rasulullah saw.tentudia benar”.
                 Abu Bakar lalu pergi mencari Rasulullah saw.Ditemukanya Rasulullah saw.sedang bercerita melukiskan Baitul Maqdis.Abu Bakar turut mendengarkan dengan seksama cerita Rasulullah saw itu.Sebalumnya Abu Bakar sudah pernah berkunjung ke Baitul Maqdis. Ditemukanya kecocokan antara cerita Rasulullah saw dengan keadaan sebenarnya Baitul Maqdis yang pernah di lihatnya.
                 Setelah Rasulullah saw selesai berbicara,Abu Bakar berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah,saya percaya.
                   Begitu cepatnya Abu Bakar percaya dan membenarkan cerita Rasulullah saw untuk yang kedua kalinya,Rasulullah saw memberikan gelar kepadanya “Ash-Shiddiq”. Dengan begitu, Abu Bakar telah mendapatkan dua gelar dari Rasulullah saw yaitu “Abu Bakar” dan “Ash-Shiddiq”. Smpai sekarang umat islam memanggilnya dengan sebutan “Abu Bakar Ash-Shiddiq”.
                     Salah satu sifat mulia yang di miliki Abu Bakar adalah kedermawanan. Kedermawanan ini merupakan satu kelebihan yang dimilikinya. Selain nyawa,pikiran dan tenaga yangdi darmabaktikan untuk tegaknya islam,hartapun siap dipertaruhkan.Kalau memang harus menghabiskan seluruh harta,itupun akan dilakukannya.Itulah cermin kuatnya iman Abu Bakar ra. Sehingga dengan begitu,dia tidak begitu tergantung pada gemerlapanya harta. Tetapi lebih mengutamakan kepentingan untuk menegakkan kalimat ALLAH swt.
                      Abu Bakar banyak mencurahkan perhatianya kepada kaum lemah  yang menderita. Khususnya kepada para budak yang telah masuk islam.Para budak yang mendapatkan penderitaan amat sangat menyiksa. Di saat-saat awal dakwah Rasulullah saw.MUHAMMAD saw.orang-orang yang telah memeluk agama islm mendapatkan siksaan amat kejam dari kaum Jahiliyah. Terutama para budak yang telah memeluk islam. Oleh tuan-tuan mereka yang kejam,budak-budak itu disiksa. Mereka di paksa untuk meninggalkan islam dan lembali pada penyembahan kepada berhala.Selama budak-budak itu tidak menuruti kemauan tuannya,siksaan dari tuannya semakin menjadi dan semakin menyakitkan.
                        Budak-budak itu dihadapan para tuannya tidak beda dengan harta benda yang dimilikinya.Tidak memiliki kekuasaan dan dirinya berada penuh pada kakuasaan  tuanya. Oleh karena itu,ketika budak-budak itu disiksa,diperlakukan tidak manusiawi,tidak ada hak bagi orang lain untuk ikut campur membelanya.Satu-satunya jalan agar dapat membebaskannya dari perlakuan kejam tuan-tuanya itu adalah dengan cara dibeli.Itupun dengan harga yang amat mahal,karena tidak sedang dalam penjualan.
                         Abu Bakar ash-Shiddiq yang hatinya telah disinari oleh cahaya islam tidak akan tega membiarkan penderitaan tanpa henti para budak itu. Beberapa harganya,dia akan membelinya untuk dimerdekakan.Para budak itupun bebas dari penyiksaan yang menyakitkan.Sejumlah budak yang mengalami peristiwa tragi situ dibelinya,kemudian dimerdekakan.Sebenarnya,setelah dibeli,budak-budak itu menjadi milik Abu Bakar.Tetapi hal itu tidak dilakukannya karena Islam tidak mengajarkan perbudakan terhadap pemeluknya.
                          Diantara budak-budak yang dibeli kemudian dimerdekakanya itu adalah Bilal bin Rabah. Bilal bin Rabah adalah seorang budak milik salah satu pemuka kaum Musrikin Mekah,penentang dakwahnya Rasulullah saw.
                        Suatu saat Bilal mendengar informasi bahwa telah dating seorang Rasul yang diutus ALLAH swt.untuk memimpin umat manusia menuju jalan kebenaran yang diridai-nya.Bilal tertarik dengan informasi itu.Di temuinya Rasulullah saw kemudian menyatakan diri masuk islam.
                         Sekalipun sudah berusaha menyembunyikannya. Keislaman Bilal itu akhirnya diketahui juga oleh tuanya,Umayah.Sudah bias ditebak bagaimana sikap Umayah. Orang yang sangat taat kepada berhala-berhalanya dan penentang dakwah Rasulullah saw.Dia sangat marah,lalu dipaksalah Bilal untuk kembali kepada kepercayaan sebelumnya,yakni menyembah berhala. Ternyata iman tauhid,telah tertanam kuat dihati Bilal bin Rabah.Apapun yang akan dilakukan tuannya itu,Bilal tetap istiqomah atau tetap teguh pada pendiriannya mengimani ALLAH swt-Tuhan Yang Maha Esa-dan Rasulullah saw adalah utusan-Nya.
                          Kemarahan Umayah semakin menjadi.Bilal dijemur diatas pasir yang panas dalam sengatan terik matahari. Belum puas dengan itu,perut Bilal di tindih dengan sebongkah batu besar. Bagi Bilal, siksaan itu belum seberapa baginya apabila di bandingkan harus mengakui berhala-berhala sebagai tuhan. Sedikitpun siksaan itu tidak berpengaruh terhadap keyakinan barunya. Seperti apapun pedih dan sakitnya itu, dia tetap teguh pada pendiriaanya.
                         Dengan suara terputus-putus menahan sakit Bilal mengucapkan “Ahad…Ahad…Ahad” (ALLAH swt Maha Esa…ALLAH swt Maha Esa…ALLAH swt Maha Esa).
                          Abu Bakar mengetahui kejadian itu,kemudian dibeli lah bilal lalu dimerdekakannya. Terhadap tindakan Abu Bakar itu Rasulullah merasa gembira. Terhadap Bilal, Rasulullah menghargai keyakinan Bilal yang kuat tersebut. Lalu ditunjuklah ia sebagai muadzin di setiap dating waktu salat fardu.
                        Perhatinya yang besar terhadap penderitaan kaumnya yang lemah tersebut bukan satu-satunya wujud kedermawanan Abu Bakar ash-Shiddiq.
                          Demi mengembangkan syiar islam, Abu Bakar pernah menginfakkan seluruh hartanya untuk membiayai sebuah peperangan, yakni perang tabuk. Menjelang perang tabuk Rasulullah saw memberikan anjuran bersedekah secara khusus kepada para sahabat. Para sahabat dengan kemampuanya masing-masing menginfakkan harta dengan penuh sangat. Umar bin Khatab menginfakkan sebagian hartanya, dan sebagian lagi  disisakan untuk keluarganya. Setelah menyerahkan kepada Rasulullah saw.lalu Rasulullah saw bertanya, “Wahai Umar, adakah harta yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?
“Ada ya Rasulullah,” jawab Umar.
Rasulullah bertanya lagi,”Berapakah yang kamu tinggalkan?”
“Saya tinggalkan untuk keluarga saya setengan dari harta saya,” demikian jawab umar.
    Setelah itu,datanglah Abu Bakar dengan membawa hartanya untuk diinfakkan. Setelah selesai menginfakkan hartanya, Rasulullah saw juga bertanya kepada Abu Bakar.
“Wahai  Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?”
Abu Bakar menjawab, “Saya tinggalkan untuk keluargaku, ALLAH swt dan Rasulnya” (Saya tinggalkan untuk mereka ketabahan dari ALLAH swt dan Rasul-nya, juga dengan rida ALLAH swt dan engkau).
Umar yang masih berada ditempat itu mendengar  jawaban  Abu Bakar . Umarpun berkata, “Saya tidak akan pernah mengalahkan Abu Bakar”.
                         Bukan hanya itu, kedekatan Abu Bakar dengan Rasulullah saw semakin lengkap. Putri abu Bakar, yakni Siti Aisyah ra.di pinang oleh Rasulullah saw. Dengan begitu,Abu Bakar menjadi mertua Rasulullah.
                          Terdapat banyak peristiwa yang menggambarkan betapa besar kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah saw. Setiap kali Rasulullah saw di ganggu dan di sakiti oleh orang-orang kafir Quraisy, Abu Bakar selalu tampil membela Rasulullah saw. Pernah pada suatu ketika di saat  Rasulullah saw. Sedang khusyuk melaksanakan salat di Masjid Haram, tiba-tiba datang di Masjidil Haram  seorang kafir Quraisy yang bernama Uqbah bin Al-Nuit dan langsung mencekik Rasulullah saw. Yang sedang sujud.
                            Rasulullah saw. Yang dalam keadaan sama sekali tidak siap, bahkan sedang khusuk salat tidak dapat berbuat banyak. Tetapi sebelum keadaan berbahaya terjadi, Abu Bakar telah datang menolong. Selamat lah Rasulullah saw. Yang hampir saja berada dalam bahaya.
                             Pada setiap pertempurn yang terjadi pada masa Rasulullah saw. Abu Bakar tidak pernah absen dan selalu mengikutinya. Di dalam pertempuran-pertempuran itu, Abu Bakar berada di dekat Rasulullah saw. Tujuannya tidak lain adalah ingin memberikan perlindungan kepada Rasulullah saw.
                           Betapa bahagianya bila dapat selalu dekat dengan seorang manusia pilihan, dan juga selalu memberikan perlindungan kepadanya. Terhadap sifat-sifat yang dimiiki Abu Bakar yaitu cerdas, kedermawanan luar biasa, kecintaanya besar terhadap Rasulullah saw. Kegigihan dan dan pengorbanan tinggi demi perkembangan dan tegaknya agama islam itu. Rasulullah saw.sering menyerahkan kepercayaan-kepercayaan penting kepadanya. Dalam banyak kesempatan, Rasulullah saw. Sering memberikan kepercayaan kepada Abu Bakar untuk mewakilinya.
                         Pada saat Rasulullah udzur(berhalangan) tidak dapat mengimami salat di Masjid Madinah, Rasulullah saw. Menunjuk Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai imam salat.
                          Ketika usai terjadi Fathul Mekah, yakni kota mekah berhasil ditundukan, pada tahun berikutnya umat islam telah bersiap-siap menunaikan ibadah Haji. Sewaktu pelaksanaan haji itu tiba, kesibukan Rasulullah saw. Sebagai kepala Negara, kepala pemerintah serta imam umat di Kota Madinah menyebabkannya tidak dapat memimpin jamaah haji. Dalam hal itu Rasulullah saw. Membutuhkan seorang kepercayaan sebagai wakilnya memimpin jamaah haji. Orang yang dipilihnya tersebut adalah Abu Bakar ash-Shiddiq.
                        Pada saat Rasulullah saw hujrah, dari mekah ke madinah dan bersembunyi di Gua Tsur, Abu Bakar merupakan satu-satunya sahabat yang menemuinya. Pada saat itu, terjadi satu kisah yang paling cemerlang dan indah yang pernah di kenal manusia dalam sejarah pengejaran yang sangat berbahaya.
                        Disepanjang kehidupan Rasulullah saw. Terdapat lah satu tahun yang dikenal dengan “Amul Huzn” artinya tahun duka cita karena tahun itu adalah waktu yang hamper bersamaan ketika istri Rasulullah saw. Khadijah dan pamannya Abu Thalib meninggal dunia. Dua orang yang ikut memberikan perlindungan dari kekejaman orang-orang Quraisy. Orang yang sangat mencintai Rasulullah saw. DEngan kematian paman dan istrinya itu, selain Rasulullah saw ditimpa kesedihan, ruang gerak Rasulullah saw.dan umat islam menjadi lebih terbatas. Dimana-mana ditemukan penganiayaan dan perlakuan keras orang-orang Quraisy kepada kaum muslimin.
                        Untuk menghindari perlakuan kejam itu, Rasulullah saw. Beserta kaum Muslimin pergi ke Taif dengan harapan mendapat sambutan baik. Akan tetapi, ketika sampai di negara itu penduduknya melemparinya dengan batu yang membuatnya terluka. Mendapatkan sambutan menyakitkan seperti itu, Rasulullah saw. pun memutuskan kembali lagi ke Mekah.
                        Akhirnya dua tahun berikutnya Rasulullah mengizinkan kaum muslilin untuk berhijrah ke Yatsib (Madinah), sedangkan Rasulullah saw. sendiri tinggal di Mekah menunggu perintah ALLAH swt untuk menyusul kaum muslimin lain yang telah Hijrah ke Madinah. Kaum Muslimin pun berhijrah secara bertahap dengan kelompok-kelompok besar.
                        Peristiwa hijrah kaum muslilim secara besar-besaran itu membuat orang-orang kafir Mekah menjadi marah. Apalagi mereka mendengar juaga bahwa Rasulullah saw. telah menerima wahyu yang isinya mengizinkan kaum Muslimin berperang melawan musuh-musuhnya.
                         Oleh karena itu, ketika kaum kafir mendengar berita tentang kemungkinan Hijrahnya Rasulullah saw. mereka segera menyusun rencana untuk membunuhnya. Akan tetapi,  pada waktu itu Rasulullah saw. telah mendapatkan wahyu.
                          Untuk membunuh Rasulullah saw. ini, semua kabilah diharuskan turut dalam pembunuhan itu. Lalu dipilih pemuda-pemuda tegap dan pemberani dari masing-masing kabilah.
                          Pada waktu yangtelah ditentukan, ykni pada suatau malam, pemuda-pemuda pilihan itu mengepung rumah Rasulullah saw. Akan tetapi Rasulullah saw. telah mendapat informasi akan bahaya itu dan diperintahkan untuk siaga pada malam itu dan selanjutnya Hijrah pergi ke Yatsrib.
                           Pada malam itu Rasulullah saw. membisikan kepada anak angkatnya Ali bin Abi Thalib untuk berbaring di tempat tidurnya. Setelah menggunakan mantel Rasulullah saw. Ali pun melompat ke tempat Rasulullah saw. menyerahkan semua hidupnya demi islam.
                          Ketika rumah Rasulullah saw. sedang di kerumuni para pemuda berpedang hendak membunuhnya, pada saat itulah Rasulullah saw. keluar dari rumahnya seraya membaca surat Yasin. Meskipun para pemuda itu mengepung rumah Rasulullah saw. dengan sangat ketat dan telah memastikan tidak akan ada yang dapat keluar tanpa sepengetahuan mereka, tetapi Rasulullah saw. dapat keluar tanpa sepengetahuan mereka. Ini adalah bukti keimanan yang mendalam kepada ALLAH swt dan keberanian yang luar biasa keluar rumah melalui kerumunan orang-orang yang ramai dan mengincarnya. Pada saat itu ALLAH swt yang maha kuasa yang mampu melakukan apapun, menjadi mata-mata pemuda itu tidak melihat sekalipun mereka terjaga sepanjang malam.
                        Rasulullah saw. meninggalkan rumahnya. Pemuda-pemuda pengepung itu mengintip tempat tidur Rasulluh saw. Melalui sebuah celah dinding, terlihat oleh mereka sosok tubuh di tempat tidur Rasulullah saw. Mereka pun sangat puas karena yakin bahwa Rasulullah saw. masih berada didalam rumah. Ketika pajar tiba, para pemuda itu segera masuk menyerbu rumah  Rasulullah saw. betapa terkejutnya mereka manakala diketahui mereka bahwa yang tidur tersebut adalah Ali ra, bukanlah sasaran yang sebenarnya. Dengan diliputi rasa kesal, kaum Quraisy segera menyebarkan para algojonya untuk melacak jejak Rasulullah saw. Bagi para algojo itu di janjikan hadiah 100 ekor unta bagi siapa yang berhasil menangkap Rasulullah saw.

                            Di lain tampat, setelah keluar dan meninggalkan rumahnya, Rasulullah saw. pergi menemui Abu Bakar ash-Shiddiq. Kemudian diberitahukanlah kepada Abu Bakar tentang apa yang diperintahkan ALLAH swt kepada-nya. Abu Bakar pun mempersiapkan dua ekor unta dan putri sulungnya asma mempersiapkan perbekalan  untuk kepergian Rasulullah saw. dan Abu Bakar. Kedua orang itu pun keluar lewat pintu kecil di belakang rumah dan bertolak ke arah selatan menuju ke Gua Tsur. Di Gua Tsur itulah mereka berdua bersembunyi selama tiga hari tiga malam.
                          Sementara itu para penyelidik yang mencari Rasulullah saw. sampai pula di mulut gua. Di dalam gua tersebut Abu Bakar sangat khawatir dan takut. Terdengar olehnya suara penyelidik itu hendak masuk ke gua, tetapi berhenti, tidak jadi masuk. Salah satu dari mereka bertanya, “kenapa tidak jadi masuk?”.
                          Ada sarang laba-laba di tempat itu, dan sudah ada sejak  MUHAMMAD belum lahir. Dan ada juga dua ekor burung dara bersarang digua itu. Jadi tidak mungkin didalamya ada orang”. Demikian jawabanya.
                          Rasulullah saw. terus berdoa dan Abu Bakar makin ketakutan. Terhadap Abu bakar, Rasulullah saw. menentramkanya seraya berkata “La tahzan inallaha ma’ana”, jangan bersedih sesungguhnya ALLAH swt bersama kita.
                          Pada malam berikutnya setelah merasa lebih aman mereka berdua keluar dari gua untuk melanjutkan perjalanan ke Madinah. Dalam perjalanan itu, muncul seorang penunggang kuda bernama Surakah mengejar Rasulullah saw. hendak menangkapnya Surakah tergiur dengan hadiah 100 ekor unta yang telah dijanjikan oleh Quraisy  bagi siapa yang menangkap dan membunuh Rasulullah saw.
                        Dengan memacu kudanya Surakah semakin mendekat. Tetapi ketika telah dekat dengan Rasulullah saw. kudanya terperosok dan jatuh, lalu dinaiki lagi kudanya itu dan di pacunya, tapi sama seperti sebelumya kudanya terperosok dan jatuh, hal itu berlangsung sampai tiga kali tetapi yang ketiga kalinya kudanya terperosok lebih keras lagi sehingga dia ikut terbanting, setelah kejadian itu, Surakah ketakutan dan pulang tetapi sebelum pulang, Surakah sempat memenggil Rasulullah saw. tetapi tidak di abaikannya.
                        Rasulullah saw. pun  terus menuju Madinah. Adapun penduduk Madinah yang telah mendengar berita tersebut atas hijrahnya Rasulullah saw. dari Mekah sangat gembira dan tidak sabar menyambut kadatangannya.
                        Itulah kisah Abu Bakar semesa hidupnya bersama Rasulullah saw. Masih banyak lagi kisah-kisah yang menggambarkan sifat-sifat kemuliaan Abu Bakar ash-Shiddiq. Ketika Rasulullah saw. wafat, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama mengganti Rasulullah. Dalam kekhalifahannya , Abu Bakar mampu memimpin umat islam menuju sukses yang besar.
                         Ketika Rasulullah wafat, umat islam mengalami kebingungan karena tidak memiliki seorang pemimpin yang akan mengatur masyarak. Para sahabat kemudian mengadakan musyawarah mengenai hal itu.
                           Dari hasil musyawarah itu diputuskan bahwa diperlukan mengangkat seorang pemimpin pengganti Rasulullah saw. Akhirnya dari hasil musyawarah diputuskan untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah.
                           Abu Bakar dipilih sebagai khalifah dengan beberapa pertimbangan. Menjelang dekatnya wafatnya Rasulullah saw. Abu Bakar sering di tunjuk Rasulullah saw. untuk menggantikan posisi beliau. Di antaranya adalah memimpin jamaah haji.  Selain itu ketika Rasulullah saw. sakit, Abu Bakar lah yang ditunjuk Rasulullah saw. menjadi imam salat jamaah di masjid Nabawi. Rasulullah saw. tidak pernah mewakilkan posisi imam jamaah itu.
                             Pada masa awal pemerintahan Abu Bakar, terjadi beberapa pembangkangan yang dilakukan sebagian kaum Muslimin. Di antaraya adalah sekelompok masyarakat yang tidak mau membayar zakat. Selain itu, juga terjadi peristiwa nabi palsu. Musailamah Al-Kadzab mengaku sebagai Rasulullah saw. dan telah memiliki pengikut.
                              Abu Bakar merasa perlu menumpas pembangkangan tersebut. Terjadilah peperangn dengan kelompok-kelompok itu. Dalam peperangan itu, banyak diantara para sahabat yang gugur. Di antara yang gugur itu adalah mereka yang hafal Al-Qur’an (pada waktu itu Al-Qur’an belum dituliskan seperti sekarang).
                                Umar bin Khatab kemudian mengusulkan kepada Abu Bakar agar Al-Qur’an dituliskan dan dibukukan. Umar khawatir jika banyak para sahabat menghapal Al-Quran meninggal dunia, maka lama-lama Al-Qur’an akan hilang. Selain itu ingatan manusia tentu sangat terbatas.
                                    Dengan beberapa pertimbangan, Abu Bakar menerima usul itu.  Maka dibentuklah panitia yang bertugas menulis Al-Qur’an. Panitia itu diketahui oleh Zaid bin Tsabit. Akhirnya Al-Qur’an yang semula dituliskan di tulang-tulang, kulit-kulit binatang dikumpulkan dan kemudian ditulis kembali secara berurutan dan dijilid.
                                   Hasil penulisan itu kemudian menjadi pedoman bagi Kaum Muslimin tentang bacaan Al-Qur’an. Kitab itu kemudian dipercayakan kepada salah satu istri Rasulullah saw. yakni Hafsah untuk menyimpannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar