ABU
BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar ash-shiddiq adalah sahabat utama Rasulullah
saw.Abu Bakar merupakan laki-laki dewasa pertama yang masuk islam.Dengan begitu
dia termasuk Assabiqunal Awwalun,yaitu
orang yang dahulu masuk islam.Di samping itu,Abu Bakar memiliki kecintaan yang
begitu besar kepada Rasulullah saw.Dia juga merupakan salah seorang sahabat
yang paling banyak mendermakan hartanya demi kepentingan dakwah islam.
Sejak
kecil,Abu Bakar telah di kenal oleh masyarakat Mekah,sebagai seorang anak yang
sabar,jujur dan lemah lembut.sifat-sifat mulia yang di milikinya itu,menjadikan
dia disenangi banyak orang.Ketika usianya beranjak remaja,Abu Bakar bersahabat
dengan Rasulullah saw.
Melalui
persahabatan itu,Rasulullah saw.kenal betul sifat-sifat muliayang di miliki Abu
Bakar.Sifat-sifat mulia Abu Bakar ini menjadikan pertemanan antara Rasulullah
saw dengan Abu Bakar semakin dekat.Dan menemukan sebuah kecocokan di antara
mereka berdua.
Setelah
usia Abu Bakar beranjak dewasa,suatu masalah untuk memulai bekerja mencari
biaya penghidupan.Abu Bakar memulai pekerjaan nya dengan berdagang.Pekerjaan
dagang yang di lakoninya itu berjalan lancer dan menuai sukses.Sebagai seorang
pedagang,dia tetap istiqomah pada sifat-sifat mulianya semula.Oleh sebab itu,ia
di kenal sebagai seorang pedagang yang amat jujur,berhati suci dan sangat
dermawan.
Hingga tiba
suatu saat,di mana MUHAMMAD saw.di nobatkan oleh ALLAH swt sebagai Rasulullah
saw.untuk menyebarkan agama islam.Abu Bakar merupakan laki-laki dewasa pertama
yang di ajaknya untuk menyembah ALLAH swt.Di antara mereka sudah terjalin
hubugan yang begitu dalam dan telah
saling mengenal sifatnya masing-masing.
Oleh
karena itulah,tidak mengherankan jika Abu Bakar menjadi orang pertama yang
menerima dakwah Rasullah saw.Orang pertama yang menjadi tempat bagi Rasululluah
saw.untuk membukakan isi hati dan wahyu yang diterimanya.
Abu Bakar telah mengenal betul keagungan
sifat-sifat mulia rasulullahsaw.Oleh karena itulah,tidak sulit bagi Abu Bakar
untuk mempercayai dan meyakini kebenaran
ajaran-ajaran Rasulullah saw.itu.Sehingga ia pun masuk islam.
Melihat begitu cepat nya Abu Bakar masuk islam,Rasulullah saw.memberikan
gelar kepaanya “Abu Bakar”.Adapun nama lengkapnya yang sebenarnya adalah
Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamimi.
Setelah
masuk islam,sudah tentu Abu Bakar menumpahkan seluruh kemampuanya untuk
berjuang mengembangkan agama islam.Di dalam perjuangannya itu,di kalangan para bangsawan arab,ia termasuk orang yang di
segani.Keadaan ini merupakan kesempatan bagus bagi Abu Bakar untuk melakukan
dakwah.Pada waktu itu,dakwah masih di lakukan secara diam-diam atau
sembunyi-sembunyi.
Di saat-saat awal keislamanya,yang
di lakukan Abu Bakar adalah mengajak beberapa teman dekat nya untuk menyembah
ALLAH swt.Di antara teman-teman dekatnya yang menerima dakwah tersebut adalah
Usman bin Affan,Zubair bin Uwwam,Abdurrahman bin Auf,Saad bin Abi Waqash dan
Talhal bin Ubaidillah bin Jarrah.Mereka ini,setelah mendapatkan ajaran dari Abu
Bakar langsung mencari Rasulullah saw.dan masuk islam di hadapan Rasulullah
saw.
Selain
mendapatkan gelar “Abu Bakar” dari Rasulullah saw.dia juga memberikan gelar
kepadanya “As-Shiddiq”. Yang berarti “amat membenarkan”. Gelar ini di berikan
kepadanya,dikarenakan Abu Bakar selalu segera membenarkan berbagai macam
peristiwa yang dialami Rasulullah saw.Terutama ketika mendapatkan informasi
tentang Isra’ Mi’rajnya Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw.kembali ke mekah-usai di-isra’ Mi’raj-kan ALLAH swt dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha
kemudian dinaikan ke Sidratul Muntaha-Rasulullah saw.menceritakan peristiwa
hari luar biasa yang telah dialaminya itu kepada kamunya.Terhadap penyampaian
cerita itu,banyak di antaradari kaumnya itu yang ragu dan tidak percaya.Lalu,di
antara kaum itu ada yang pergi menemui Abu Bakar.Dia menceritakan kepada Abu
Bakar,apa-apa yang telah dikatakan Rasulullah saw.
Mendengar perkataan orang itu,Abu Bakar menjawab,
“Apakah benar apa yang
kamu katakana itu?”.
“Sungguh! Sekarang dia di Mesjid sedang menceritakanya kepada
orang banyak”,jawab orang itu
Abu Bakar menjawab,”Kalau memang itu yang dikatakan
Rasulullah saw.tentudia benar”.
Abu
Bakar lalu pergi mencari Rasulullah saw.Ditemukanya Rasulullah saw.sedang
bercerita melukiskan Baitul Maqdis.Abu Bakar turut mendengarkan dengan seksama
cerita Rasulullah saw itu.Sebalumnya Abu Bakar sudah pernah berkunjung ke
Baitul Maqdis. Ditemukanya kecocokan antara cerita Rasulullah saw dengan
keadaan sebenarnya Baitul Maqdis yang pernah di lihatnya.
Setelah Rasulullah saw selesai berbicara,Abu Bakar berkata kepada
Rasulullah, “Ya Rasulullah,saya percaya.
Begitu cepatnya Abu Bakar percaya dan membenarkan cerita Rasulullah saw
untuk yang kedua kalinya,Rasulullah saw memberikan gelar kepadanya
“Ash-Shiddiq”. Dengan begitu, Abu Bakar telah mendapatkan dua gelar dari
Rasulullah saw yaitu “Abu Bakar” dan “Ash-Shiddiq”. Smpai sekarang umat islam
memanggilnya dengan sebutan “Abu Bakar Ash-Shiddiq”.
Salah satu sifat mulia yang di miliki Abu Bakar adalah kedermawanan.
Kedermawanan ini merupakan satu kelebihan yang dimilikinya. Selain
nyawa,pikiran dan tenaga yangdi darmabaktikan untuk tegaknya islam,hartapun
siap dipertaruhkan.Kalau memang harus menghabiskan seluruh harta,itupun akan
dilakukannya.Itulah cermin kuatnya iman Abu Bakar ra. Sehingga dengan
begitu,dia tidak begitu tergantung pada gemerlapanya harta. Tetapi lebih
mengutamakan kepentingan untuk menegakkan kalimat ALLAH swt.
Abu Bakar banyak mencurahkan perhatianya kepada kaum lemah yang menderita. Khususnya kepada para budak
yang telah masuk islam.Para budak yang mendapatkan penderitaan amat sangat
menyiksa. Di saat-saat awal dakwah Rasulullah saw.MUHAMMAD saw.orang-orang yang
telah memeluk agama islm mendapatkan siksaan amat kejam dari kaum Jahiliyah.
Terutama para budak yang telah memeluk islam. Oleh tuan-tuan mereka yang kejam,budak-budak
itu disiksa. Mereka di paksa untuk meninggalkan islam dan lembali pada
penyembahan kepada berhala.Selama budak-budak itu tidak menuruti kemauan
tuannya,siksaan dari tuannya semakin menjadi dan semakin menyakitkan.
Budak-budak itu dihadapan para tuannya tidak beda dengan harta benda
yang dimilikinya.Tidak memiliki kekuasaan dan dirinya berada penuh pada
kakuasaan tuanya. Oleh karena itu,ketika
budak-budak itu disiksa,diperlakukan tidak manusiawi,tidak ada hak bagi orang
lain untuk ikut campur membelanya.Satu-satunya jalan agar dapat membebaskannya
dari perlakuan kejam tuan-tuanya itu adalah dengan cara dibeli.Itupun dengan
harga yang amat mahal,karena tidak sedang dalam penjualan.
Abu Bakar ash-Shiddiq yang hatinya telah disinari oleh cahaya islam
tidak akan tega membiarkan penderitaan tanpa henti para budak itu. Beberapa
harganya,dia akan membelinya untuk dimerdekakan.Para budak itupun bebas dari
penyiksaan yang menyakitkan.Sejumlah budak yang mengalami peristiwa tragi situ
dibelinya,kemudian dimerdekakan.Sebenarnya,setelah dibeli,budak-budak itu
menjadi milik Abu Bakar.Tetapi hal itu tidak dilakukannya karena Islam tidak
mengajarkan perbudakan terhadap pemeluknya.
Diantara budak-budak yang dibeli kemudian dimerdekakanya itu adalah
Bilal bin Rabah. Bilal bin Rabah adalah seorang budak milik salah satu pemuka
kaum Musrikin Mekah,penentang dakwahnya Rasulullah saw.
Suatu saat Bilal mendengar informasi
bahwa telah dating seorang Rasul yang diutus ALLAH swt.untuk memimpin umat
manusia menuju jalan kebenaran yang diridai-nya.Bilal tertarik dengan informasi
itu.Di temuinya Rasulullah saw kemudian menyatakan diri masuk islam.
Sekalipun sudah berusaha menyembunyikannya. Keislaman Bilal itu akhirnya
diketahui juga oleh tuanya,Umayah.Sudah bias ditebak bagaimana sikap Umayah.
Orang yang sangat taat kepada berhala-berhalanya dan penentang dakwah
Rasulullah saw.Dia sangat marah,lalu dipaksalah Bilal untuk kembali kepada
kepercayaan sebelumnya,yakni menyembah berhala. Ternyata iman tauhid,telah
tertanam kuat dihati Bilal bin Rabah.Apapun yang akan dilakukan tuannya
itu,Bilal tetap istiqomah atau tetap teguh pada pendiriannya mengimani ALLAH
swt-Tuhan Yang Maha Esa-dan Rasulullah saw adalah utusan-Nya.
Kemarahan Umayah semakin menjadi.Bilal dijemur diatas pasir yang panas
dalam sengatan terik matahari. Belum puas dengan itu,perut Bilal di tindih
dengan sebongkah batu besar. Bagi Bilal, siksaan itu belum seberapa baginya
apabila di bandingkan harus mengakui berhala-berhala sebagai tuhan. Sedikitpun
siksaan itu tidak berpengaruh terhadap keyakinan barunya. Seperti apapun pedih
dan sakitnya itu, dia tetap teguh pada pendiriaanya.
Dengan suara terputus-putus menahan sakit Bilal mengucapkan “Ahad…Ahad…Ahad”
(ALLAH swt Maha Esa…ALLAH swt Maha Esa…ALLAH swt Maha Esa).
Abu Bakar mengetahui kejadian itu,kemudian dibeli lah bilal lalu
dimerdekakannya. Terhadap tindakan Abu Bakar itu Rasulullah merasa gembira.
Terhadap Bilal, Rasulullah menghargai keyakinan Bilal yang kuat tersebut. Lalu
ditunjuklah ia sebagai muadzin di setiap dating waktu salat fardu.
Perhatinya
yang besar terhadap penderitaan kaumnya yang lemah tersebut bukan satu-satunya
wujud kedermawanan Abu Bakar ash-Shiddiq.
Demi mengembangkan syiar islam, Abu Bakar pernah menginfakkan seluruh
hartanya untuk membiayai sebuah peperangan, yakni perang tabuk. Menjelang
perang tabuk Rasulullah saw memberikan anjuran bersedekah secara khusus kepada
para sahabat. Para sahabat dengan kemampuanya masing-masing menginfakkan harta
dengan penuh sangat. Umar bin Khatab menginfakkan sebagian hartanya, dan
sebagian lagi disisakan untuk
keluarganya. Setelah menyerahkan kepada Rasulullah saw.lalu Rasulullah saw bertanya,
“Wahai Umar, adakah harta yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?
“Ada ya Rasulullah,” jawab Umar.
Rasulullah bertanya lagi,”Berapakah yang kamu tinggalkan?”
“Saya tinggalkan untuk keluarga saya setengan dari harta
saya,” demikian jawab umar.
Setelah
itu,datanglah Abu Bakar dengan membawa hartanya untuk diinfakkan. Setelah
selesai menginfakkan hartanya, Rasulullah saw juga bertanya kepada Abu Bakar.
“Wahai Abu Bakar, apa
yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?”
Abu Bakar menjawab, “Saya tinggalkan untuk keluargaku, ALLAH
swt dan Rasulnya” (Saya tinggalkan untuk mereka ketabahan dari ALLAH swt dan
Rasul-nya, juga dengan rida ALLAH swt dan engkau).
Umar yang masih berada ditempat itu mendengar jawaban
Abu Bakar . Umarpun berkata, “Saya tidak akan pernah mengalahkan Abu
Bakar”.
Bukan hanya itu, kedekatan Abu Bakar dengan Rasulullah saw semakin
lengkap. Putri abu Bakar, yakni Siti Aisyah ra.di pinang oleh Rasulullah saw.
Dengan begitu,Abu Bakar menjadi mertua Rasulullah.
Terdapat banyak peristiwa
yang menggambarkan betapa besar kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah saw.
Setiap kali Rasulullah saw di ganggu dan di sakiti oleh orang-orang kafir
Quraisy, Abu Bakar selalu tampil membela Rasulullah saw. Pernah pada suatu
ketika di saat Rasulullah saw. Sedang
khusyuk melaksanakan salat di Masjid Haram, tiba-tiba datang di Masjidil
Haram seorang kafir Quraisy yang bernama
Uqbah bin Al-Nuit dan langsung mencekik Rasulullah saw. Yang sedang sujud.
Rasulullah saw. Yang dalam
keadaan sama sekali tidak siap, bahkan sedang khusuk salat tidak dapat berbuat
banyak. Tetapi sebelum keadaan berbahaya terjadi, Abu Bakar telah datang
menolong. Selamat lah Rasulullah saw. Yang hampir saja berada dalam bahaya.
Pada setiap pertempurn yang terjadi pada masa Rasulullah saw. Abu Bakar
tidak pernah absen dan selalu mengikutinya. Di dalam pertempuran-pertempuran
itu, Abu Bakar berada di dekat Rasulullah saw. Tujuannya tidak lain adalah
ingin memberikan perlindungan kepada Rasulullah saw.
Betapa bahagianya bila dapat selalu dekat dengan seorang manusia
pilihan, dan juga selalu memberikan perlindungan kepadanya. Terhadap
sifat-sifat yang dimiiki Abu Bakar yaitu cerdas, kedermawanan luar biasa,
kecintaanya besar terhadap Rasulullah saw. Kegigihan dan dan pengorbanan tinggi
demi perkembangan dan tegaknya agama islam itu. Rasulullah saw.sering
menyerahkan kepercayaan-kepercayaan penting kepadanya. Dalam banyak kesempatan,
Rasulullah saw. Sering memberikan kepercayaan kepada Abu Bakar untuk
mewakilinya.
Pada saat Rasulullah udzur(berhalangan) tidak dapat mengimami salat di
Masjid Madinah, Rasulullah saw. Menunjuk Abu Bakar untuk menggantikannya
sebagai imam salat.
Ketika usai terjadi Fathul Mekah, yakni kota mekah berhasil ditundukan,
pada tahun berikutnya umat islam telah bersiap-siap menunaikan ibadah Haji.
Sewaktu pelaksanaan haji itu tiba, kesibukan Rasulullah saw. Sebagai kepala
Negara, kepala pemerintah serta imam umat di Kota Madinah menyebabkannya tidak
dapat memimpin jamaah haji. Dalam hal itu Rasulullah saw. Membutuhkan seorang
kepercayaan sebagai wakilnya memimpin jamaah haji. Orang yang dipilihnya
tersebut adalah Abu Bakar ash-Shiddiq.
Pada saat Rasulullah saw hujrah, dari mekah ke madinah dan bersembunyi
di Gua Tsur, Abu Bakar merupakan satu-satunya sahabat yang menemuinya. Pada
saat itu, terjadi satu kisah yang paling cemerlang dan indah yang pernah di
kenal manusia dalam sejarah pengejaran yang sangat berbahaya.
Disepanjang kehidupan Rasulullah saw. Terdapat lah satu tahun yang
dikenal dengan “Amul Huzn” artinya tahun duka cita karena tahun itu adalah
waktu yang hamper bersamaan ketika istri Rasulullah saw. Khadijah dan pamannya
Abu Thalib meninggal dunia. Dua orang yang ikut memberikan perlindungan dari
kekejaman orang-orang Quraisy. Orang yang sangat mencintai Rasulullah saw. DEngan
kematian paman dan istrinya itu, selain Rasulullah saw ditimpa kesedihan, ruang
gerak Rasulullah saw.dan umat islam menjadi lebih terbatas. Dimana-mana
ditemukan penganiayaan dan perlakuan keras orang-orang Quraisy kepada kaum
muslimin.
Untuk menghindari perlakuan kejam itu, Rasulullah saw. Beserta kaum
Muslimin pergi ke Taif dengan harapan mendapat sambutan baik. Akan tetapi,
ketika sampai di negara itu penduduknya melemparinya dengan batu yang
membuatnya terluka. Mendapatkan sambutan menyakitkan seperti itu, Rasulullah
saw. pun memutuskan kembali lagi ke Mekah.
Akhirnya dua tahun berikutnya Rasulullah mengizinkan kaum muslilin untuk
berhijrah ke Yatsib (Madinah), sedangkan Rasulullah saw. sendiri tinggal di
Mekah menunggu perintah ALLAH swt untuk menyusul kaum muslimin lain yang telah
Hijrah ke Madinah. Kaum Muslimin pun berhijrah secara bertahap dengan
kelompok-kelompok besar.
Peristiwa hijrah kaum muslilim secara besar-besaran itu membuat
orang-orang kafir Mekah menjadi marah. Apalagi mereka mendengar juaga bahwa
Rasulullah saw. telah menerima wahyu yang isinya mengizinkan kaum Muslimin
berperang melawan musuh-musuhnya.
Oleh karena itu, ketika kaum kafir mendengar berita tentang kemungkinan
Hijrahnya Rasulullah saw. mereka segera menyusun rencana untuk membunuhnya.
Akan tetapi, pada waktu itu Rasulullah
saw. telah mendapatkan wahyu.
Untuk membunuh Rasulullah saw. ini, semua kabilah diharuskan turut dalam
pembunuhan itu. Lalu dipilih pemuda-pemuda tegap dan pemberani dari
masing-masing kabilah.
Pada waktu yangtelah ditentukan, ykni pada suatau malam, pemuda-pemuda
pilihan itu mengepung rumah Rasulullah saw. Akan tetapi Rasulullah saw. telah
mendapat informasi akan bahaya itu dan diperintahkan untuk siaga pada malam itu
dan selanjutnya Hijrah pergi ke Yatsrib.
Pada malam itu Rasulullah saw. membisikan kepada anak angkatnya Ali bin
Abi Thalib untuk berbaring di tempat tidurnya. Setelah menggunakan mantel
Rasulullah saw. Ali pun melompat ke tempat Rasulullah saw. menyerahkan semua
hidupnya demi islam.
Ketika rumah Rasulullah saw. sedang di kerumuni para pemuda berpedang
hendak membunuhnya, pada saat itulah Rasulullah saw. keluar dari rumahnya
seraya membaca surat Yasin. Meskipun para pemuda itu mengepung rumah Rasulullah
saw. dengan sangat ketat dan telah memastikan tidak akan ada yang dapat keluar
tanpa sepengetahuan mereka, tetapi Rasulullah saw. dapat keluar tanpa
sepengetahuan mereka. Ini adalah bukti keimanan yang mendalam kepada ALLAH swt
dan keberanian yang luar biasa keluar rumah melalui kerumunan orang-orang yang
ramai dan mengincarnya. Pada saat itu ALLAH swt yang maha kuasa yang mampu
melakukan apapun, menjadi mata-mata pemuda itu tidak melihat sekalipun mereka
terjaga sepanjang malam.
Rasulullah saw. meninggalkan rumahnya. Pemuda-pemuda pengepung itu
mengintip tempat tidur Rasulluh saw. Melalui sebuah celah dinding, terlihat
oleh mereka sosok tubuh di tempat tidur Rasulullah saw. Mereka pun sangat puas
karena yakin bahwa Rasulullah saw. masih berada didalam rumah. Ketika pajar
tiba, para pemuda itu segera masuk menyerbu rumah Rasulullah saw. betapa terkejutnya mereka
manakala diketahui mereka bahwa yang tidur tersebut adalah Ali ra, bukanlah
sasaran yang sebenarnya. Dengan diliputi rasa kesal, kaum Quraisy segera
menyebarkan para algojonya untuk melacak jejak Rasulullah saw. Bagi para algojo
itu di janjikan hadiah 100 ekor unta bagi siapa yang berhasil menangkap
Rasulullah saw.
Di lain tampat, setelah keluar dan meninggalkan rumahnya, Rasulullah
saw. pergi menemui Abu Bakar ash-Shiddiq. Kemudian diberitahukanlah kepada Abu
Bakar tentang apa yang diperintahkan ALLAH swt kepada-nya. Abu Bakar pun
mempersiapkan dua ekor unta dan putri sulungnya asma mempersiapkan
perbekalan untuk kepergian Rasulullah
saw. dan Abu Bakar. Kedua orang itu pun keluar lewat pintu kecil di belakang
rumah dan bertolak ke arah selatan menuju ke Gua Tsur. Di Gua Tsur itulah
mereka berdua bersembunyi selama tiga hari tiga malam.
Sementara itu para penyelidik
yang mencari Rasulullah saw. sampai pula di mulut gua. Di dalam gua tersebut
Abu Bakar sangat khawatir dan takut. Terdengar olehnya suara penyelidik itu
hendak masuk ke gua, tetapi berhenti, tidak jadi masuk. Salah satu dari mereka
bertanya, “kenapa tidak jadi masuk?”.
Ada sarang laba-laba di
tempat itu, dan sudah ada sejak MUHAMMAD
belum lahir. Dan ada juga dua ekor burung dara bersarang digua itu. Jadi tidak
mungkin didalamya ada orang”. Demikian jawabanya.
Rasulullah saw. terus berdoa dan Abu Bakar makin ketakutan. Terhadap Abu
bakar, Rasulullah saw. menentramkanya seraya berkata “La tahzan inallaha
ma’ana”, jangan bersedih sesungguhnya ALLAH swt bersama kita.
Pada malam berikutnya setelah merasa lebih aman mereka berdua keluar
dari gua untuk melanjutkan perjalanan ke Madinah. Dalam perjalanan itu, muncul
seorang penunggang kuda bernama Surakah mengejar Rasulullah saw. hendak
menangkapnya Surakah tergiur dengan hadiah 100 ekor unta yang telah dijanjikan
oleh Quraisy bagi siapa yang menangkap
dan membunuh Rasulullah saw.
Dengan memacu kudanya Surakah semakin mendekat. Tetapi ketika telah
dekat dengan Rasulullah saw. kudanya terperosok dan jatuh, lalu dinaiki lagi
kudanya itu dan di pacunya, tapi sama seperti sebelumya kudanya terperosok dan
jatuh, hal itu berlangsung sampai tiga kali tetapi yang ketiga kalinya kudanya
terperosok lebih keras lagi sehingga dia ikut terbanting, setelah kejadian itu,
Surakah ketakutan dan pulang tetapi sebelum pulang, Surakah sempat memenggil
Rasulullah saw. tetapi tidak di abaikannya.
Rasulullah saw. pun terus menuju
Madinah. Adapun penduduk Madinah yang telah mendengar berita tersebut atas hijrahnya
Rasulullah saw. dari Mekah sangat gembira dan tidak sabar menyambut
kadatangannya.
Itulah kisah Abu Bakar semesa hidupnya bersama Rasulullah saw. Masih
banyak lagi kisah-kisah yang menggambarkan sifat-sifat kemuliaan Abu Bakar
ash-Shiddiq. Ketika Rasulullah saw. wafat, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah
pertama mengganti Rasulullah. Dalam kekhalifahannya , Abu Bakar mampu memimpin
umat islam menuju sukses yang besar.
Ketika Rasulullah wafat, umat islam
mengalami kebingungan karena tidak memiliki seorang pemimpin yang akan mengatur
masyarak. Para sahabat kemudian mengadakan musyawarah mengenai hal itu.
Dari hasil musyawarah itu diputuskan bahwa diperlukan mengangkat seorang
pemimpin pengganti Rasulullah saw. Akhirnya dari hasil musyawarah diputuskan
untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah.
Abu Bakar dipilih sebagai khalifah dengan beberapa pertimbangan.
Menjelang dekatnya wafatnya Rasulullah saw. Abu Bakar sering di tunjuk
Rasulullah saw. untuk menggantikan posisi beliau. Di antaranya adalah memimpin
jamaah haji. Selain itu ketika
Rasulullah saw. sakit, Abu Bakar lah yang ditunjuk Rasulullah saw. menjadi imam
salat jamaah di masjid Nabawi. Rasulullah saw. tidak pernah mewakilkan posisi
imam jamaah itu.
Pada masa awal pemerintahan Abu Bakar, terjadi beberapa pembangkangan
yang dilakukan sebagian kaum Muslimin. Di antaraya adalah sekelompok masyarakat
yang tidak mau membayar zakat. Selain itu, juga terjadi peristiwa nabi palsu.
Musailamah Al-Kadzab mengaku sebagai Rasulullah saw. dan telah memiliki
pengikut.
Abu Bakar merasa perlu menumpas pembangkangan tersebut. Terjadilah
peperangn dengan kelompok-kelompok itu. Dalam peperangan itu, banyak diantara
para sahabat yang gugur. Di antara yang gugur itu adalah mereka yang hafal
Al-Qur’an (pada waktu itu Al-Qur’an belum dituliskan seperti sekarang).
Umar bin Khatab
kemudian mengusulkan kepada Abu Bakar agar Al-Qur’an dituliskan dan dibukukan.
Umar khawatir jika banyak para sahabat menghapal Al-Quran meninggal dunia, maka
lama-lama Al-Qur’an akan hilang. Selain itu ingatan manusia tentu sangat
terbatas.
Dengan beberapa
pertimbangan, Abu Bakar menerima usul itu.
Maka dibentuklah panitia yang bertugas menulis Al-Qur’an. Panitia itu
diketahui oleh Zaid bin Tsabit. Akhirnya Al-Qur’an yang semula dituliskan di
tulang-tulang, kulit-kulit binatang dikumpulkan dan kemudian ditulis kembali
secara berurutan dan dijilid.
Hasil
penulisan itu kemudian menjadi pedoman bagi Kaum Muslimin tentang bacaan
Al-Qur’an. Kitab itu kemudian dipercayakan kepada salah satu istri Rasulullah
saw. yakni Hafsah untuk menyimpannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar